Bagi para investor yang baru saja ingin bergelut di dunia investasi saham¸ maka alangkah baiknya untuk mengenal jenis-jenis saham secara lengkap. Investasi dalam aset saham sudah terbukti cukup menguntungkan dan salah satu jalan paling penting untuk meraih kesuksesan dalam bidang keuangan. Hanya saja mungkin pengetahuan Anda cukup terbatas mengenai jenis-jenis saham yang selama ini tersedia untuk bisa Anda pilih sebagai instrumen investasi.
Karena itulah, pada kesempatan kali ini, kami akan membahas mengenai jenis-jenis saham yang mungkin masih terdengar asing di telinga Anda. Kami sudah membagi pembahasan kepada 8 (delapan) poin sebagai berikut:
Mau tahu kelanjutan pembahasan poin-poin di atas? Yuk, simak terus artikel ini sampai habis!
Jenis Saham Biasa (Common) dan Saham Preferen (Istimewa)
Saham pada kategori pertama ini dibagi menjadi sebagai berikut :
1. Saham Biasa
Mayoritas investor, baik lokal maupun internasional, melakukan investasi pada saham biasa. Saham biasa merupakan saham yang merepresentasikan kepemilikan parsial pada sebuah perusahaan. Jenis saham ini tidak memberikan prioritas kepada para pemilik saham atas pembagian dividen dan bahkan mereka tidak diprioritaskan untuk mendapatkan aset perusahaan jika perusahaan tersebut dilikuidasi.
Mereka akan menanggung resiko jika perusahaan mengalami kebangkrutan. Namun dengan kepemilikan saham biasa ini, para pemegang saham memperoleh hak suara dan voting pada rapat umum.
Contoh-contoh saham biasa asing adalah International Business Machines Corporation dan DuPont. Selain itu, Wells Fargo & Company dll. Untuk saham biasa lokal, Erajaya Swasembada,Vale Indonesia dll.
Saham ini cocok bagi para investor yang ingin memiliki pendapatan pasif.
Cara memilih saham biasa secara tepat adalah dengan mencari tahu seputar ukuran perusahaan dan kondisi finansial serta stabilitas penghasilan perusahaan selama beberapa tahun. Selain itu, Anda perlu mengecek catatan dividen, pertumbuhan pendapatan dan laba perusahaan dll.
2. Saham Preferen (Istimewa)
Saham preferen adalah jenis surat berharga yang diterbitkan oleh sebuah perusahaan dimana para pemegang sahamnya memiliki prioritas untuk memperoleh pendapatan/return yang tetap berupa dividen yang biasanya diperoleh setiap tiga bulan sekali. Saham preferen bisa dianggap sebagai kombinasi antara saham biasa dan obligasi karena dengan saham ini, pemilik akan memperoleh profit yang tetap, namun perlu dicatat juga bahwa mereka tidak bisa mendapatkan profit sama sekali jika perusahaan tidak memperoleh profit.
Contoh saham preferen di Indonesia adalah PT Hanson International Tbk dan PT Mas Murni Indonesia Tbk. Contoh saham preferen asing adalah American Finance Trust, Healthcare Trust, Innovative Industrial Properties dll.
Saham ini cocok untuk para investor yang memiliki modal yang cukup besar.
Cara memilih jenis saham ini secara tepat adalah dengan memahami fundamental perusahaan-perusahaan untuk mengetahui penjualan, penghasilan, arus kas, dan neraca jual beli serta mengetahui apakah perusahaan mampu membayar dividen atau tidak.
Jenis Saham | Kelebihan | Kekurangan |
Saham biasa | Memiliki hak voting untuk memilih direktur dan menentukan kebijakan perusahaan | Peluang resiko kerugian cukup besar karena memiliki volatilitas cukup tinggi dan perusahaan tidak wajib membayar dividen |
Saham preferen | Memiliki risiko lebih kecil dibanding saham biasa | Tidak ada pertumbuhan dividen yang signifikan dan para pemilik saham tidak punya hak voting. |
Jenis Saham Berdasarkan Kapitalisasi Pasar
Ternyata saham juga bisa dikategorikan berdasarkan total nilai saham, yang disebut dengan kapitalisasi pasar atau market cap. Jenis saham kategori ini dapat dibagi menjadi 3 (tiga) saham yaitu sebagai berikut :
1. Saham dengan kapitalisasi besar
Yang disebut dengan saham kapitalisasi besar biasanya memiliki nilai total saham sebesar 10 miliar dollar lebih, dimana jenis saham kategori ini pada umumnya tergolong lebih aman dan lebih konservatif sebagai investasi.
Contoh-contoh saham yang masuk kategori ini adalah saham-saham yang biasanya diterbitkan oleh para perusahaan besar dan multinasional seperti Coca Cola, Walt Disney, Amazon, Apple, General Motors, Microsoft dan banyak lagi. Di Indonesia, yang termasuk saham jenis ini adalah PT HM Sampoerna, PT BNI, PT BCA, PT Bank Mandiri, PT Unilever dll.
Saham ini cocok bagi para investor yang memiliki modal besar yang menginginkan return yang lebih stabil dan lebih teratur.
Cara memilih jenis saham ini adalah dengan memilih perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan berkelanjutan, memiliki dividen yang kuat, dan menghasilkan produk-produk berkualitas dan bersaing di pasaran, serta memiliki sejarah pertumbuhan yang kuat.
2. Saham dengan kapitalisasi menengah
Yang termasuk saham dengan kategori kapitalisasi menengah adalah para perusahaan yang memiliki total nilai sahamnya sebesar antara 2 miliar dollar hingga 10 miliar dollar. Saham ini memiliki kapasitas yang lebih besar untuk tumbuh berkembang di masa-masa mendatang, namun pastinya lebih beresiko dibandingkan dengan saham dengan kapitalisasi besar.
Contoh-contoh saham asing yang masuk kategori ini adalah Ambarella, Clover Health Investments, Dunkin Donuts, GrubHub, Avis Car Rental, Stitch Fix dan banyak lagi. Untuk saham lokal, ada Media Nusantara Citra, Sarana Menara, Matahari Dept dll.
Jenis saham ini bisa menjadi opsi alternatif yang menarik untuk para investor yang bisa menahan investasinya selama lebih dari 5 tahun, dan merasa nyaman dengan adanya volatilitas harga yang kadang terjadi.
Cara memilih jenis saham adalah para investor harus menemukan perusahaan berukuran menengah dengan kualitas yang baik dalam bisnis dan manajemen serti memiliki potensi pertumbuhan penghasilan yang cukup baik serta melihat apakah perusahaan punya kepemimpinan industri atau tidak.
3. Saham dengan kapitalisasi kecil
Sesuai namanya, jenis saham ini memiliki total nilai saham yang lebih kecil dibandingkan dengan jenis saham pertama dan kedua, yaitu perusahaan-perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar di bawah 2 miliar dollar dan di atas 300 juta dollar. Perusahaan ini biasanya merupakan perusahaan yang baru berdiri dan beroperasi, namun mempunyai potensi yang kuat untuk tumbuh berkembang di masa mendatang.
Contoh-contoh saham asing dengan kapitalisasi kecil adalah Carparts.com, ACM Research, AppHarvest, iShares Russell 2000 ETT, Fidelity Small Cap Growth Fund dll. Di Indonesia, contoh-contohnya adalah PT Astra Agro Lestari, PT Bumi Serpong Damai dll.
Jenis saham ini cocok bagi para investor yang ingin menahan investasinya selama beberapa tahun dan merasa nyaman dengan harga sebuah saham yang selalu berfluktuasi.
Cara memilih jenis saham ini adalah dengan mencari pergeseran paradigma yang membuka peluang baru; berinvestasi hanya ketika peluang pasar besar, dan mencari tahu segala hal terkait perusahaan, serta berinvestasi pada saham yang menawarkan pertumbuhan dan nilai.
Jenis saham | Kelebihan | Kekurangan |
Large-cap | Lebih stabil dan return bisa dipastikan akan diterima secara teratur | Biasanya saham per lembar yang ditawarkan sangat mahal |
Mid-cap | Kurang mengalami volatilitas dibandingkan small cap, dan memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan large cap | Perlu melakukan riset lebih mendalam sebelum memilih jenis saham ini |
Small-cap | Bisa menjadi opsi menarik untuk diversifikasi portofolio saham | Kurang stabil alias masih rapuh karena masih harus lebih banyak mengenal pasar |
Jenis Saham Domestik dan Saham Internasional
Ternyata jenis saham juga bisa dikategorikan berdasarkan lokasi perusahaan yang menerbitkan saham tersebut. Biasanya untuk tujuan membedakan antara saham domestik atau lokal dengan saham internasional, kebanyakan para investor akan melihat lokasi kantor pusat resmi perusahaan tersebut. Tapi perlu diingat bahwa saham berdasarkan kategori geografis ini tidak mesti sesuai dengan lokasi dimana produk-produk perusahaan diperjualbelikan. Misalnya saja, perusahaan Philip Morris International memiliki kantor pusat di AS, tapi penjualan tembakau dan produk-produk lainnya dilakukan di luar AS.
1. Saham domestik
Untuk kawasan Indonesia, saham domestik bisa diartikan sebagai saham-saham yang diterbitkan oleh perusahaan lokal atau nasional yang memiliki kantor pusat di Indonesia dan diperdagangkan di sejumlah bursa saham (biasanya di bursa efek Indonesia yang berlokasi di Jakarta)
Contoh-contoh saham domestik adalah PT Telekomunikasi Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Central Asia, PT Astra International Tbk, dan banyak lagi.
Jenis saham ini sangat cocok bagi para investor yang sudah berpengalaman atau pemula yang ingin menahan investasinya selama beberapa tahun, dan untuk para investor yang punya modal kecil maupun besar.
Cara memilih saham domestik adalah dengan melakukan riset mendalam mengenai perusahaan lokal yang sahamnya ingin dibeli; mencari tahu tren pertumbuhan penghasilan dan kekuatan perusahaan dibandingkan perusahaan-perusahaan kompetitor yang lain, serta mengidentifikasi rasio utang terhadap ekuitas, dan banyak lagi.
Saham internasional
Sesuai namanya, saham jenis ini merupakan saham yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di luar Indonesia. Jenis saham ini tampak menggiurkan bagi para investor lokal yang ingin mengembangkan investasinya di luar negeri karena adanya ekspansi yang besar bagi ekonomi internasional, produktivitas yang meningkat, dan standar hidup yang semakin membaik.
Contoh-contoh saham internasional yang termasuk populer adalah JD.com, Yandex, StoneCo, Shoprite Holdings, HDFC dan banyak lagi.
Jenis saham ini sangat disarankan bagi para investor yang ingin memperkuat portofolio mereka melalui diversifikasi atau mereka yang ingin menciptakan cara-cara baru untuk berkembang pesat di masa-masa mendatang.
Cara memilih saham internasional adalah dengan cara mencari tahu performa perusahaan-perusahaan yang sahamnya ingin dibeli untuk tujuan diversifikasi investasi, dan mengetahui risiko mata uang asing saat dana Anda dikonversi ke dollar. Banyak pakar yang menyarankan reksadana dan ETFs (Exchange Traded Funds) sebagai cara memilih saham internasional yang paling baik saat ini.
Jenis Saham | Kelebihan | Kekurangan |
Saham domestik | Menawarkan return yang cukup konsisten untuk para pemegang saham | Investasi pada jenis saham ini mengandung resiko. Sangat mungkin Anda kehilangan seluruh atau sebagian modal investasi Anda |
Saham internasional | Menawarkan return yang cukup menggiurkan dan konsisten | Terdapat sejumlah resiko yang perlu dipertimbangkan termasuk stabilitas politik dan ekonomi, nilai mata uang yang selalu fluktuasi dan lain-lain. |
Jenis Saham Dividen dan Saham Non-dividen
Pada kenyataannya, berdasarkan pembayaran dividen-nya, jenis saham dapat dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Saham dividen
Dengan melihat namanya saja, pasti Anda sudah menduga bahwa jenis saham ini akan memberikan para pemegangnya dividen secara teratur. Iya dividen ini menyediakan pendapatan yang bernilai bagi para investor, dan karenanya menjadi alasan kuat mengapa para investor rela berinvestasi dengan membeli sahamnya.
Hampir semua perusahaan di Indonesia memberikan dividennya kepada para pemegang saham, seperti PT ABC, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank Negara Indonesia, dan banyak lagi, atau di luar Indonesia seperti saham Procter & Gamble, Realty Income, Johnson & Johnson, dll…
Jenis saham ini sangat cocok bagi para investor baik bermodal kecil maupun besar yang mengharapkan pembayaran dividen secara berkala sebagai pendapatan utamanya.
Cara memilih jenis saham ini adalah dengan mencari tahu seputar perusahaan-perusahaan yang menghasilkan pertumbuhan penghasilan jangka panjang antara 5 hingga 15%, dan memiliki arus kas (cash flow) yang kuat, dan rasio utang yang rendah.
2. Saham non-dividen
Saham non-dividen adalah jenis saham yang tidak membayarkan dividen kepada para pemegang saham. Loh kok bisa? Lalu apa yang dicari oleh para investor yang memilih jenis saham ini? Ternyata mereka beranggapan bahwa saham non-dividen masih dapat menjadi instrumen investasi yang menarik jika harga saham naik pada waktu-waktu tertentu. Jadi mereka tetap mendapatkan untung dari selisih jual beli saham. Dan faktanya beberapa perusahaan terbesar dunia tidak membayarkan dividen kepada para pemegang saham.
Contoh-contoh saham non-dividen adalah Alphabet Inc, Amazon.com, Biogen Inc, Booking Holdings Inc, Edwards Lifesciences Corp, Facebook Inc, dll.
Saham jenis ini cocok bagi para investor bermodal besar yang tidak mengharapkan pembayaran dividen, tapi keuntungan mereka berasal dari selisih jual dari harga beli sahamnya.
Cara memilih saham jenis ini adalah dengan memilih saham yang diterbitkan oleh perusahaan yang sudah punya reputasi tinggi dalam menginvestasikan kembali dana investor. Jadi Anda perlu melakukan riset mendalam untuk mengetahui perusahaan-perusahaan ini.
Jenis Saham | Kelebihan | Kekurangan |
Saham dividen | Menawarkan dividen yang cukup menggiurkan sebagai pendapatan pasif yang bisa diandalkan | Bisa mengalami volatilitas yang cukup signifikan pada periode yang singkat |
Saham non-dividen | Menawarkan diversifikasi pada portofolio investasi | Tidak memberikan pembayaran dividen sebagai keuntungan yang stabil dan teratur |
Jenis Saham Pendapatan dan Saham IPO
Faktanya saham juga bisa dibagi menjadi 2 (dua) jenis saham populer lainnya yaitu :
1. Saham Pendapatan
Saham pendapatan ini merupakan nama lain untuk saham dividen yang sudah dijelaskan di atas, karena pendapatan yang dibayarkan atas kepemilikan saham berbentuk dividen. Bagaimanapun juga, saham pendapatan ini juga merujuk kepada saham perusahaan-perusahaan yang memiliki model bisnis yang lebih matang dan secara relatif mempunyai peluang jangka panjang yang lebih kecil untuk tumbuh berkembang.
Contoh-contoh saham pendapatan yang tersedia di pasar luar negeri adalah Waste Management, Verizon, Microsoft dan banyak lagi, sementara contoh saham pendapatan dalam negeri adalah PT Charoen Pokphand, United Tractors dan banyak lagi.
Jenis saham pendapatan ini sangat cocok bagi para investor yang ingin membangun portofolio saham berdasarkan kemampuan mereka dalam memperoleh pendapatan dividen.
Cara memilih saham pendapatan ini adalah dengan cara mengembangkan daftar perusahaan yang menjadi incaran, melihat hasil dividen yang sekarang, dan lakukan penyaringan pada nilai pertumbuhan dividen yang sebelumnya, serta cari tahu statement kebijakan perusahaan tentang dividen.
Saham IPO atau Initial Public Offering
Saham IPO merupakan saham-saham perusahaan yang baru saja diperkenalkan ke publik melalui sebuah initial public offering atau penawaran umum perdana. Jenis saham ini banyak dicari oleh para investor karena sangat menjanjikan dalam hal pemberian keuntungan. Biasanya sebuah saham akan memperoleh status saham IPO selama minimal 1 tahun dan jangka waktu antara 2 hingga 4 tahun setelah saham menjadi publik.
Baca Juga: IPO adalah penawaran umum perdana. Bagaimana investasi IPO?
Contoh-contoh saham IPO lokal yang dianggap paling populer adalah Traveloka, Bukalapak, J&T Express, sementara saham IPO asing termasuk Coinbase, Roblox, Airbnb, Doordash, Robinhood dan banyak lagi.
Jenis saham ini pastinya cocok bagi para investor yang mempunyai modal besar dan mempunyai kesabaran dan komitmen investasi sebab biasanya saham IPO hampir selalu dikeluarkan oleh perusahaan- perusahaan yang masih baru.
Cara memilih jenis saham IPO adalah dengan mencari tahu lebih mendalam mengenai perusahaan, dan memilih broker terkemuka yang menjadi agen perusahaan, serta selalu membaca prospektus perusahaan.
Jenis Saham | Kelebihan | Kekurangan |
Saham pendapatan | Bisa dijadikan opsi alternatif terbaik untuk melakukan diversifikasi portofolio saham yang menguntungkan dengan pembayaran dividen yang cukup konsisten | Harga saham bisa berubah-ubah secara cepat dan drastis, kadang turun dan kadang naik |
Saham IPO | Menawarkan potensi untuk menghasilkan return yang lebih besar dibandingkan dengan jenis saham lainnya | Bisa mengalami volatilitas yang tinggi, terutama saat terjadi ketidaksepakatan di dalam komunitas investasi mengenai prospek mereka terhadap pertumbuhan dan profit |
Jenis Saham Blue Chip dan Saham Penny
Ternyata ada juga jenis saham yang berdasarkan kualitas perusahaan. Jenis saham ini bisa dibagi menjadi menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Saham Blue Chip
Saham blue chip merupakan saham yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki reputasi global yang sangat baik. Perusahaan-perusahaan ini merupakan perusahaan terdepan di bidangnya yang biasanya tidak memberikan return tertingginya kepada para pemilik saham, namun perusahaan yang stabil menjadikannya sebagai perusahaan favorit yang sahamnya selalu menjadi incaran para investor.
Adapun contoh-contoh saham blue chip di luar negeri adalah Apple, Berkshire Hathaway, Coca-Cola, Johnson & Johnson, Walt Disney. Contoh Saham-saham blue chip dalam negeri adalah Unilever, Telkom Indonesia, PT Indofood, Bank Mandiri dll.
Pastinya saham ini cocok bagi para investor yang memiliki modal besar, namun tidak mengharapkan return yang terlalu tinggi.
Baca Juga: Saham Blue Chip Adalah: Penjelasan Lengkap dan Mudah Difahami 2021
2. Saham Penny
Saham penny merupakan kebalikan dari saham blue chip dimana jenis saham ini biasanya diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan dengan kualitas yang lebih rendah. Harga saham biasanya sangat murah, dan bahkan bisa dihargai kurang dari $ 1 per lembarnya. Jenis saham ini penuh dengan spekulasi yang sangat rentan terhadap resiko atas kehilangan seluruh investasi Anda.
Contoh-contoh saham penny luar negeri adalah Zynga, Sirius XM Holdings, Limelight Networks, Eros STX dll. Contoh saham penny dalam negeri adalah PT Energi Mega Persada, PT Bumi Citra Permai, PT Bumi Resources dll.
Jenis saham ini cocok bagi para investor yang memiliki modal kecil dan lebih siap menerima resiko kerugian atas investasinya.
Cara memilih jenis saham ini adalah dengan melakukan riset perusahaan terlebih dahulu, dan melihat volatilitas harga serta volume saham yang ditawarkan.
Jenis Saham | Kelebihan | Kekurangan |
Saham blue chip | Memberikan dividen secara teratur dan return yang stabil | Harga saham biasanya jauh lebih mahal dibandingkan saham biasa |
Saham penny | Harganya sangat murah, dan bahkan hanya bernilai ratusan rupiah saja per lembarnya | Penuh dengan spekulasi sehingga membuka banyak peluang risiko kerugian yang lebih besar |
Jenis Saham Cyclical dan Saham Non-cyclical
Dalam dunia trading dan investasi, dikenal juga dengan istilah saham cyclical dan saham non-cyclical. Lalu apa itu pengertian kedua saham itu? Berikut ini penjelasannya:
1. Saham cyclical
Jenis saham ini diterbitkan oleh perusahaan yang pendapatannya sangat dipengaruhi oleh siklus bisnis di bidangnya dan kondisi ekonomi, baik nasional maupun global. Bisa dikatakan, saat performa perusahaan sangat bagus didukung oleh kondisi ekonomi yang kondusif, maka pendapatannya akan semakin tinggi sebab produknya lebih banyak diperlukan oleh para konsumen. Sebaliknya, jika ada gejolak pada sektor usahanya dan kondisi ekonomi yang tidak mendukung, maka pendapatannya akan sangat mudah terpuruk.
Contoh saham-saham jenis cyclical lokal adalah Adro, PT Indo Tambangraya Megah, Bukit Asam dll, dan contoh jenis saham luar negeri adalah Expedia, EPR Properties, The Walt Disney Company, dll.
Jenis saham ini cocok bagi investor bermodal besar yang mengetahui strategi investasi secara baik.
Cara memilih jenis saham ini adalah dengan memilih sebuah industri yang diprediksi akan melambung kembali (rebounce) setelah terjadi resesi ekonomi, dan memilih perusahaan yang lebih atraktif dan yang lebih besar sebab dianggap akan lebih aman.
2. Saham non-cyclical
Kebalikan dari saham cyclical, jenis saham non-cyclical atau juga dikenal dengan saham sekuler atau defensif tidak memiliki permintaan yang lebih banyak, baik pada kondisi ekonomi sedang baik atau buruk. Dalam situasi apapun, masyarakat akan tetap memerlukan produk-produk itu walaupun situasi ekonomi sedang mengalami kelesuan. Namun bagaimanapun juga, saham-saham non-cyclical ini cenderung memiliki performa yang lebih baik selama penurunan pasar.
Contoh saham-saham non cyclical luar negeri adalah Florida Public Utility dll, dan saham-saham non-cyclical lokal adalah PT Unilever, Indofood, Sido Muncul dll.
Jenis saham ini cocok bagi investor yang ingin memiliki dividen yang konsisten dan return yang stabil.
Anda bisa memilih jenis saham yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan stabil yang produknya selalu memiliki permintaan yang tinggi.
Jenis Saham | Kelebihan | Kekurangan |
Saham cyclical | Saat terjadi ekspansi ekonomi, biasanya akan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat | Memiliki volatilitas yang sangat tajam dan penjualan produk serta produk sangat dipengaruhi oleh resesi ekonomi |
Saham non-cyclical | Tidak memiliki volatilitas yang terlalu tajam | Cenderung tidak memiliki pertumbuhan yang pesat dalam kondisi ekonomi apapun |
Bagaimana Membeli Sebuah Jenis Saham Yang Ideal?
Penasaran dengan bagaimana sih caranya membeli jenis saham yang ideal itu? Soalnya banyak sekali jenis saham yang ditawarkan oleh berbagai perusahaan broker trading online, baik lokal maupun asing.
Baca Juga: Cara Beli Saham Online 2021 (Panduan Mulai Cepat)
Mau tahu langkah-langkahnya? Yuk, simak berikut ini!
Langkah 1: Silahkan buka sebuah akun demo
Sekarang ini, banyak broker online yang menawarkan sebuah akun demo dengan uang virtual kepada para pelanggannya. Akun demo sangat berguna terutama untuk para trader pemula seperti Anda yang ingin belajar menggunakan berbagai strategi trading sebelum beralih ke akun riil. Dengan akun demo, Anda tidak akan kehilangan dana sepeserpun. Broker Mitrade misalnya, selama ini menawarkan akun demo kepada para penggunanya untuk mencoba menggunakan platform tradingnya dengan uang virtual yang sangat fantastis yaitu sebesar $ 50.000. Pembuatan akun demo di Mitrade juga bisa dilakukan dalam hitungan menit saja tanpa banyak syarat yang diminta. Cukup mudah, bukan?
Langkah 2: Silahkan lakukan analisa dan putuskan tujuan investasi Anda
Untuk meraih tujuan investasi yang penuh risiko ini, Anda perlu melakukan sejumlah analisis untuk mengenali saham yang akan Anda beli termasuk analisis fundamental jika Anda ingin melakukan investasi jangka panjang dan analisis teknikal jika Anda lebih suka melakukan trading jangka pendek. Dengan analisa fundamental, Anda bisa mengetahui performa perusahaan dari segi performa finansial, tingkat kompetensi usaha, potensi industri dll sehingga Anda bisa memutuskan apakah saham yang diterbitkan perusahaan itu akan menguntungkan atau tidak.
Baca Juga: 10 Saham Blue Chip Terbaik di Saham AS dan Indonesia Layak Dibeli (Daftar Terbaru)
Langkah 3: Silahkan monitor saham-saham pilihan Anda.
Jika Anda sudah memilih saham, maka langkah selanjutnya adalah Anda perlu memonitornya dengan baik dan cermat. Dengan melakukan pantauan, itu berarti Anda sedang melacak pergerakan harga saham yang selalu berubah-ubah secara berkala, memantau berita-berita yang terkait saham Anda serta mengetahui kinerja perusahaan penerbit saham secara lebih baik, sehingga pada akhirnya Anda bisa menentukan kapan waktu terbaik untuk melakukan buy atau sell saham-saham pilihan Anda.
Kesimpulan
Ternyata selama ini ada berbagai jenis saham yang sudah diperkenalkan kepada para investor. Sebagai calon investor, Anda tentunya perlu tahu jenis-jenis saham itu secara baik dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Anda perlu memilih jenis saham yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan finansial Anda sebagai langkah manajemen risiko yang sangat penting untuk dilakukan.
Jadi, keputusan memilih saham ada di tangan Anda, dan Anda kini dapat memiliki saham hanya dengan bergabung pada sebuah broker trading online terpercaya seperti Mitrade dengan penawaran harga saham yang cukup terjangkau.
Yuk, mulai berinvestasi saham!
Lulusan s2 jurusan Hubungan Internasional dari salah satu universitas terbaik di dunia memiliki minat yang tinggi dalam dunia trading, perbankan nasional serta perdagangan internasional. Tulisan-tulisannya banyak tersebar di Detik, Republika, dan berbagai website lainnya seputar bisnis dan keuangan.