Selain menawarkan keuntungan yang tinggi, kebanyakan orang mengikuti trading forex karena adanya fitur leverage. Sebab, trader dimungkinkan mendapatkan lebih banyak eksposur di pasar keuangan dari apa yang seharusnya mereka dapatkan.
Jadi, apa itu leverage? Bagaimana cara kerjanya? Apa saja manfaatnya? Bagi Anda yang tertarik berlajar trading forex maupun yang sudah berpengalaman, leverage adalah fitur yang mutlak Anda ketahui.
Tulisan ini akan membahas konsep leverage secara mendalam, termasuk keuntungan dan kekurangan, serta tips menggunakan leverage. Lanjutkan membaca!
Apa Itu Leverage?
Pada dasarnya, leverage dalam forex adalah alat keuangan yang memungkinkan trader meningkatkan eksposurnya ke pasar keuangan melebihi investasi awal (deposit). Lebih mudahnya, leverage adalah talangan dari pialang/broker yang dapat Anda gunakan bertransaksi meski dana yang Anda miliki lebih kecil.
Sebagai ilustrasi, seorang trader dapat membuka posisi dengan mata uang senilai $ 10.000 dan hanya membutuhkan deposit awal senilai $ 1.000, dalam skenario leverage 10:1. Artinya, trader mendapat talangan senilai $9.000. Ketika trader menutup posisi pada $11.000, maka dia akan mendapat keuntungan $1.000 dan uang talangan $9.000 dikembalikan ke pialang.
Leverage 10:1 artinya trader dapat memperoleh eksposur ke nilai atau ukuran yang disediakan pilang, yakni sepuluh kali lebih banyak dari dana minimal yang diperlukan atau margin untuk mendanai trading forex.
Talangan ini bisa diperumpamakan seperti ketika Anda membeli sebuah rumah dengan deposit 10%. Dengan menggunakan fasilitas leverage, maka Anda mendapatkan akses ke seluruh rumah meskipun Anda hanya membayar 10% dari nilai penuh.
Yang perlu dicatat, Anda dapat memperbesar keuntungan dan kerugian dengan menggunakan leverage. Bila pasar sedang dalam posisi yang tidak menguntungkan, trader yang menggunakan leverage bisa saja kehilangan lebih banyak uang daripada yang didepositkan.
Apa Itu Rasio Leverage?
Rasio leverage adalah rasio/perbandingan yang digunakan untuk mengukur seberapa banyak modal yang datang dalam bentuk utang (pinjaman) atau menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Artinya, rasio leverage menggambarkan seberapa besar proporsi utang.
Dalam konteks trading forex, setiap pialang membutuhkan dana yang harus disetorkan di muka atau margin awal dari para trader. Jika Anda membeli EUR/USD senilai $ 100.000, Anda mungkin diminta pialang memiliki $ 1.000 di akun sebagai margin. Artinya, persyaratan marginnya adalah 1% atau $ 1.000/$ 100.000.
Dengan kata lain, rasio leverage menunjukkan seberapa banyak uang yang dapat Anda transaksikan setelah dikalikan margin dari pialang. Dengan contoh margin di atas, rasio leverage untuk trading sama dengan 100: 1 ($ 100.000/$ 1.000). Itu berarti, untuk deposit $ 1.000, Anda dapat mengikuti trading pada posisi $ 100.000.
Macam-Macam Leverage Forex
Sebetulnya, setiap pialang memiliki kebijakan tersendiri dalam menentukan berapa besaran leverage. Semakin banyaknya pialang sekarang ini, pilihannya pun makin beragam, termasuk pengaruhnya terhadap margin yang digunakan.
Untuk lebih jelasnya, cek tabel berikut ini:
Leverage yang dipilih | Persyaratan margin |
1:1 | 100% |
1:50 | 2% |
1:100 | 1% |
1:200 | 0,5% |
1:500 | 0,2% |
1:1000 | 0,1% |
Seperti Anda lihat, tabel di atas menunjukkan, semakin rendah persyaratan margin, semakin besar jumlah leverage yang dapat digunakan pada setiap transaksi trading.
Sebagai gambaran, Anda sedang bertransaksi 1 lot dengan basis unit 100,000 USD dan memilih leverage forex 1:500. Artinya, Anda hanya perlu memberikan jaminan sebesar 0.5% dari total transaksi Anda, atau sebesar 200 USD.
Namun, pialang mungkin memerlukan persyaratan margin yang lebih tinggi, tergantung pada mata uang tertentu yang sedang diperdagangkan.
Sebagai contoh, ketika nilai tukar untuk poundsterling Inggris versus yen Jepang sangat fluktuatif, artinya harga dapat menyebabkan perubahan besar dalam nilai tukar.
Oleh karena itu, pialang mungkin menginginkan lebih banyak uang yang disimpan sebagai jaminan (misalnya 5%) untuk mata uang yang lebih tidak stabil dan selama periode perdagangan yang tidak stabil.
Pada intinya, kebijakan pialang bisa berbeda-beda. Sebaiknya, jangan memilih leverage yang terlalu rendah seperti 1:1 karena modal yang dibutuhkan pasti sangat besar. Sebaliknya, seperti pedang bermata dua, leverage yang kelewat tinggi seperti 1:1000 juga bisa berbahaya bila tidak digunakan dengan tepat.
Bagaimana Cara Kerja Leverage?
Sampai di sini, apakah Anda sudah mulai paham apa itu leverage? Kalau belum, kita akan membahasnya lebih dalam lagi. Sebab, leverage merupakan fitur penting dalam trading forex dan bisa menjadi salah satu kunci sukses dalam dunia trading.
Mari mulai lagi dengan sederhana. Ketika Anda menggunakan leverage 1:1, maka uang sebesar $1 di deposito Anda akan bernilai sama dengan $1 ketika bertransaksi. Ketika Anda ingin membeli pasangan mata uang EUR/USD yang berada pada 1.480, maka Anda harus membayar $1.48 untuk membeli satu EUR/USD.
Ketika leverage 1:2, maka Anda bisa menggunakan uang dua kali dari yang Anda punya. Pada saat EUR/USD berada pada 1.480, maka Anda hanya harus membayar $0,74.
Sama halnya ketika Anda mengambil leverage 1:1000, maka $1 uang yang Anda miliki bekerja 1000 kali dari nilai yang Anda punya. Pada saat EUR/USD berada pada 1.480, maka Anda hanya harus membayar $0,00148.
Yang perlu Anda ingat adalah, leverage berfungsi memperluas eksposur seorang trader ke pasar keuangan. Leverage tidak serta merta memengaruhi keuntungan atau kerugian. Sebab, besar kecilnya keuntungan bergantung pada di mana Anda dapat membuka posisi. Nah, fungsi leverage adalah mengontrol margin agar Anda punya modal yang lebih untuk membuka posisi.
Contoh Penggunaan Leverage
Untuk lebih jelasnya, mari gunakan ilustrasi berikut. Santi, seorang pegawai bank, sedang melihat peluang bagus dalam fluktuasi EUR/USD berada pada 1.4880. Dia pun ingin segera membuka posisi pada trading forex.
Untuk bertransaksi dalam satu standar lot atau setara $100.000, maka Santi akan membutuhkan uang $148.800. Ingat, itu berarti Santi harus mendepositokan uangnya minimal senilai $148.800 untuk membeli 1 lot. Kalau dirupiahkan sekitar Rp2.091.644.400 atau 2 miliar.
Angka itu tentu sangat berat, terutama bagi pemula. Namun, ketika Santi menggunakan leverage, dia hanya butuh sedikit uang saja untuk didepositokan. Katakanlah dia memilih leverage 1:100, maka margin yang harus disetorkan adalah 1%. Lalu, untuk satu standard lot senilai $100.000, maka uang yang harus Santi depositokan sebesar $1.000.
Hal lain yang perlu Anda ketahui adalah broker bisa menawarkan beragam skenario leverage dan ukuran lot. Selain standard lot yang bernilai 100.000 unit, ada juga jenis lot mini senilai 10.000 unit, dan mikro lot senilai 1.000 unit.
Sebagai contoh, bila Santi membuka akun dengan $1000 dan memilih menggunakan leverage 1:100 untuk membeli satu lot pada mini lot atau senilai $10.000, maka margin yang harus disetorkan adalah 1%. Itu artinya, pialang akan “menahan” uang Santi $100 yang diambil dari 1%x10.000 (unit mini lot). Dengan begitu, Santi bisa seolah-olah bertransaksi dengan $10.000 dan uang $900 di depositonya tetap aman.
Leverage vs Margin
Ketika membahas apa itu leverage, margin pun tidak boleh ketinggalan. Bahkan, kata ini sudah banyak disebutkan di atas. Anda pasti sudah dapat menerkanya, yaitu ukuran yang “ditahan” broker ketika kita menggunakan fitur leverage.
Baca Juga: Margin Trading:Tingkatkan Potensi Keuntungan Anda(Panduan Mulai Cepat)
Namun, dua istilah ini kerap disalahpahami atau artinya dicampur aduk. Meski saling berhubungan, keduanya merupakan dua hal yang berbeda. Dalam kegiatan trading, leverage lebih merujuk kepada rasio atau perbandingan, misalnya 1:100, sedangkan margin merujuk kepada persentase, misalnya 1%.
Mari kita ulang lagi, ketika Anda memiliki dana $1.000 dan ingin menggunakan leverage 1:20, itu berarti Anda dapat mengungkit trading Anda hingga $20.000. Nah, dana awal yang Anda depositokan $1.000 itulah margin awal dalam kasus trading ini. Dana ini adalah nilai yang dianggap mewakili jumlah trading $20.000 tersebut.
Seperti kita ketahui, transaksi forex tidak menggunakan uang sungguhan dan hanya menggunakan nilainya. Ketika membuka posisi, Anda cukup menyediakan uang pangkal ($1.000) yang diperlukan sebagai jaminan atas transaksi kepada pialang. Jadi, leverage adalah modal yang dipinjam, sedangkan margin adalah jumlah minimal yang dibutuhkan untuk memulai trading.
Hal lain yang perlu diketahui adalah, tidak selamanya trader mendapatkan keuntungan. Trader mungkin akan sampai pada titik ketika sebagian dari deposit hilang. Kondisi tersebut merupakan apa yang disebut dengan margin call.
Ini adalah situasi ketika margin mereka turun di bawah 50% (di bawah margin permulaan). Jika terjadi margin call, broker meminta pelanggan untuk mendepositokan sejumlah uang tambahan, sehingga akun tersebut dikembalikan ke atau di atas margin minimum.
Manfaat Leverage
Seperti dijelaskan di atas, leverage adalah fitur yang diberikan pialang untuk menggunakan dana talangan agar investor dapat mendapatkan eksposur lebih banyak. Dengan cara ini, potensi keuntungan juga akan lebih banyak. Jadi, apa saja manfaat leverage? Simak ulasan berikut ini.
Meningkatkan Potensi Keuntungan
Sebelum mengetahui apa itu leverage, Anda mungkin berpikir semua orang yang bertransaksi forex harus memiliki uang miliaran rupiah. Tentu saja itu mustahil karena pasti tidak akan ada yang mau bergabung, kecuali orang tersebut benar-benar kaya.
Nah, dengan adanya leverage, semua orang yang memenuhi minimal deposito dari sebuah pialang dapat mengikuti trading. Caranya tentu saja dengan menggunakan fasilitas leverage.
Tak hanya itu, memanfaatkan leverage dalam trading juga melebarkan potensi keuntungan. Jika Anda memiliki $100, Anda memiliki kesempatan untuk trading hingga $100.000 dengan bantuan leverage. Bahkan, keuntungan Anda bisa lebih besar jika Anda memulai trading dengan dana jumlah besar.
Memaksimalkan Efektivitas Modal
Dalam usaha apa pun, besar modal menentukan keuntungan yang didapatkan. Namun, hal ini tidak terjadi pada dunia forex. Anda dapat menggunakan modal dengan nilai yang sama untuk bertransaksi meski modal sebenarnya lebih kecil. Untuk itu, penggunaan leverage merupakan langkah tepat untuk menggunakan modal secara efektif.
Kekurangan Leverage
Tak ada fitur yang sempurna di dunia ini, begitu pula dengan leverage. Meski mampu mengatrol modal dan keuntungan seorang trader, leverage juga meninggalkan beban tersendiri. Apa saja? Berikut beberapa kekurangan leverage agar Anda lebih bijak dalam menggunakanannya.
Meningkatkan Tisiko Trading
Seperti disebut di atas, ada banyak pihak menjuluki leverage sebagai pedang bermata dua. Sebab, semakin sering atau tinggi leverage yang digunakan, risikonya akan semakin tinggi. Semakin besar jumlah leverage pada modal yang Anda terapkan, semakin tinggi risiko yang akan Anda tanggung.
Potensi Kerugian Melebihi Deposit
Seperti disinggung di atas lewat margin call, potensi kerugian juga bisa melebihi deposit yang Anda bayarkan di awal. Apalagi, pialang akan terus meminta setoran lebih lanjut untuk menutupi persyaratan margin yang ditentukan.
Bagaimana Mengatur Risiko Leverage
Tak perlu patah semangat. Leverage bisa sangat menguntungkan bila digunakan dengan tepat. Apa saja yang bisa Anda lakukan? Berikut tipsnya.
Menggunakan Trailing Stops
Trailing stops adalah fitur yang diberikan pialang untuk menghentikan order secara otomatis dengan cara menggeser stop loss. Dengan begitu, trader tidak akan mengalami kerugian besar atau sama sekali tidak rugi.
Sebagai contoh, Anda membuka order buy EUR/USD di 1.1500, dengan stop loss 1.1450 dan take profit 1.1650. ketika Anda memasang trailing stop forex sebesar 50 pip, maka setiap kenaikan harga sebesar 50 pip, stop loss-nya akan bergeser naik 50 pip. Artinya, saat harga berada di level 1.1550, maka stop loss Anda akan berpindah ke 1.1500.
Bila tiba-tiba pasar bergejolak dan tiba-tiba merosot, Anda tidak akan mengalami kerugian karena stop loss berhenti di posisi 1.1500 alias balik modal. Bahkan, bila terjadi kenaikan hingga 100 pip, maka stop loss akan berhenti pada 1.1550. itu artinya, Anda akan tetap medapatkan keuntungan meski pasar merosot tajam.
Menjaga Posisi tetap Kecil
Tidak ada yang salah dengan menjaga posisi tetap kecil karena Anda masih bisa mendapatkan keuntungan dari perubahan harga yang kecil. Walau begitu, diperlukan kejelian karena dengan exit yang ketat, bisa saja terjadi guncangan sehingga pasar merosot tajam, sehingga kerugiannya besar. Sebaliknya, Anda juga mungkin mendapatkan keuntungan besar ketika pasar melambung tinggi.
Batasi Jumlah Modal Setiap Posisi
Ketika Anda setia pada rencana rading, maka Anda tidak akan terlalu bermasalah dengan manajemen risiko yang berkenaan dengan penggunaan modal dalam transaksi. Dalam hal ini, Anda bisa menerapkan sistem untuk membatasi modal setiap posisi.
Contohnya, Anda bisa menerapkan sistem persentase kerugian yang diambil dari modal. Ketika terjadi kerugian, Anda yang setia tahu kapan harus berhenti. Lagipula, membatasi modal memanglah cara teraman untuk menghindari kerugian yang besar.
Risiko Margin Call
Seperti sudah disinggung di atas, margin call adalah nilai yang diperlukan untuk membuka trading. Ketika trader mengalami kerugian, maka margin-nya akan semakin besar, sehingga margin yang tersedia (free margin) mungkin bisa habis. Di situlah saatnya pialang akan menghubungi trader, sehingga disebut margin call.
Pada intinya, panggilan tersebut dilakukan agar trader menambah deposit atau dia tidak bisa membuka posisi. Sebab, trader biasanya sudah berada pada posisi rugi besar. Untuk itu, perlu manajemen risiko pada margin call.
Seperti yang Anda lakukan pada leverage, manajemen risiko yang baik bisa dimulai dengan membatasi jumlah open posisi. Lalu, selalu disiplin pada stop loss atau memanfaatkan trailing stops. Sebelum memulai, perlu juga mengatur dan membatasi modal yang akan dikeluarkan pada saat trading.
Tips Menggunakan Leverage
Sampai di sini, Anda pasti sudah lebih familiar dengan apa itu leverage. Dengan begitu, Anda juga sudah bisa memperkirakan leverage yang aman dan cara melakukannya, seperti manajemen risiko hingga pengetahuan soal fitur teknis. Simak penjelasannya berikut ini.
Jangan Serakah
Ketika modal yang dimiliki tiba-tiba menjadi puluhan bahkan ratusan kali lipat, tak jarang seseorang bisa kalap. Padahal, semakin tinggi leverage, semakin tinggi pula risikonya. Lantas, adakah patokan leverage yang aman?
Mengingat start semua orang berbeda-beda, tentu sulit menaruh patokan angka yang jelas. Sebab, tujuan setiap orang ikut trading forex dan kemampuan manajemen risiko juga berbeda-beda.
Untuk itu, penting untuk melihatnya dari berbagai sisi. Dalam hal ini, Anda bisa memilih leverage dengan mengkombinasikannya dengan jenis lot. Sebagai contoh, perkirakan ketika Anda memilih leverage maksimal 1:100 tapi buka posisi di lot mikro, atau memilih leverage lebih dari 1:100 dan menggunakan lot mikro atau mini, bisa juga memilih leverage lebih dari 1:100 tapi buka posisi pada lot mikro.
Hindari Volatilitas Tinggi
Leverage yang tinggi biasanya diikuti dengan volatilitas tinggi. Ketika Anda membuka posisi dengan akumulasi lot yang besar berkat leverage tinggi, secara tidak langsung Anda memperbesar risiko kerugian. Risiko inilah yang sebenarnya tidak selalu sama di setiap waktu dan pair yang digunakan.
Dalam berbagai hal, trader yang menggunakan pair cross biasanya lebih rentan dirugikan leverage tinggi, begitu juga mereka yang gemar trading saat ada rilis news berdampak tinggi. Itu terjadi karena volatilitas tinggi sehingga pasar sering bergerak cepat di luar perkiraan.
Pilih Pialang yang Tepat
Pialang/broker yang tepat sangat memengaruhi keuntungan trader. Sebab, pialang memiliki kebijakan yang mengatur seluruh aktivitas dan fasilitas yang digunakan trader. Untuk konteks leverage, misalnya, terkadang broker akan menerapkan kebijakan fixed atau floating leverage.
Setiap kebijakan memiliki plus dan minus. Maka dari itu, pastikan untuk selalu membaca syarat dan ketentuan pialang yang Anda pilih. Pialang yang bagus akan menunjukkan keterangan secara spesifik dan mendetail.
Dalam hal ini, kami merekomendasikan pialang asal Australia Mitrade karena menawarkan transaksi transparan dengan komisi nol, spread rendah, minimum deposit rendah, alat manajemen risiko, layanan konsumen 24 jam dan delapan bahasa, fitur demo, hingga menyediakan berbagai macam kelas aset.
Baca Juga: Review Mitrade: Apakah Mitrade Scam atau Broker Forex Resmi (2021)?
Kesimpulan
Jadi, apa itu leverage? Sederhananya, leverage adalah dana talangan yang diberikan broker/pialang agar trader bisa bertransaksi lebih dari jumlah dana yang dimiliki. Mengingat transaksinya tidak menggunakan “uang sendiri”, maka penggunaan leverage sangat membutuhkan manajemen risiko.
Bila Anda merasa artikel ini memotivasi Anda untuk memulai trading, atau tulisan ini memberikan masukan kepada pengetahuan trading Anda, jangan ragu tinggalkan komentar. Mari berdiskusi.