CFD adalah instrumen keuangan yang dalam satu dekade ini sangat populer karena menawarkan keuntungan yang sangat besar meski diiringi risiko tinggi pula.
Salah satu penyebab kepopuleran CFD adalah fasilitasnya yang tidak mengharuskan pedagang atau trader memiliki aset terlebih dulu. Tidak cuma itu, CFD juga memiliki fitur-fitur yang bisa mengatrol keuntungan investor berkali-kali lipat.
Menarik sekali bukan. Jadi, sebenarnya apa itu CFD dan bagaimana cara kerjanya? Berikut ulasan lengkapnya!
1. Apa yang Dimaksud CFD?
Kontrak untuk perbedaan atau CFD adalah instrumen keuangan yang memungkinkan pedagang atau penjual mentransaksikan selisih (perbedaan) harga jual dan beli atas suatu aset, tanpa memerlukan kepemilikan aset tersebut. Artinya, trader tidak membeli aset tersebut secara fisik, melainkan hanya kontraknya saja.
Kontrak tersebut berisi kesepakatan atas perbedaan harga suatu aset, yakni nilai pada waktu kontrak dan nilai sekarang. Kemudian, keuntungan diambil dari prediksi trader dalam kontrak atas kenaikan maupun penurunan atas harga suatu aset.
Sebagai, gambaran, ketika trader (pembeli) memprediksi harga akan naik dalam kontraknya atau disebut “buka posisi”, dan ternyata harga meningkat saat penutupan transaksi, maka broker (penjual) akan membayar perbedaan harga tersebut kepada trader. Begitu pula sebaliknya, bila harga menurun saat penutupan, maka trader yang harus membayar.
Dari sinilah keuntungan menggunakan CFD, yakni trader bisa mendapatkan keuntungan dari kenaikan maupun penurunan harga suatu aset. Pada dasarnya, keuntungan dalam bertransaksi CFD diambil dari ketepatan prediksi. Ini berbeda dengan, misalnya, emas yang keuntungannya didapatkan dari capital gain.
Selain itu, mengingat trader tidak membeli aset secara fisik, yang dibeli adalah selisih harga pada aset acuan pada saat kontrak ditutup. Aset acuan tersebut biasa ditemui dari berbagai bursa, seperti mata uang, saham, komoditas, indeks, hingga mata uang kripto.
2. Apa Itu CFD Tading?
Seperti dijelaskan di atas, sederhananya CFD adalah kontrak yang memungkinkan Anda bertransaksi dengan broker di mana Anda akan membayar/menerima bayaran atas prediksi kenaikan dan penurunan harga suatu aset.
Dari pengertian itu, maka perdagangan CFD adalah aktivitas jual beli kontrak melalui penyedia online (broker). Melalui broker, Anda dimungkinkan melakukan perdagangan CFD dengan eksposur ke banyak kelas aset (forex, emas, saham, indeks, dan lainnya) dari satu platform saja.
CFD trading juga merupakan salah satu tipe derivatif, yakni memperdagangkan nilai harga aset dengan kontrak dalam kurun waktu tertentu. Dalam CFD trading, aktivitas ini dijalankan dengan fitur posisi buka dan tutup. Namun, berbeda dengan derivatif yang jatuh tempo atau penutupannya tetap, CFD trading memungkinkan trader bertransaksi dalam waktu sangat singkat, bisa juga dilanjut jadi jangka panjang.
Dari tingkat risiko, CFD trading adalah aktivitas perdagangan dengan risiko yang sangat tinggi. Sebab, nilai kontrak CFD tidak mempertimbangkan nilai aset yang mendasarinya, melainkan hanya melakukan jual beli (memprediksi) perubahan harga di masa depan. Dengan kata lain, tujuan CFD trading bukan mencari capital gain saat membeli suatu aset, tapi mencari ketepatan spekulasi.
3. Bagaimana Cara Kerja CFD
Mengingat tingginya risiko, banyak yang menyebut instrumen ini hanya cocok untuk trader tingkat lanjut. Namun, bukan berarti pemula tidak bisa melakukannya. Justru, pemula perlu meningkatkan levelnya. Maka dari itu, pelajari dulu bagaimana cara kerja CFD.
Pertama, CFD menayangkan pergerakan harga di pasar keuangan secara live. Di sini, Anda sebagai trader atau investor dapat membuka posisi pada aset tertentu, tidak peduli titik harganya saat ini, misalnya, Bitcoin di $ 1500,50.
Kedua, CFD menawarkan dua opsi, yakni long aset (artinya Anda yakin harga akan naik lebih tinggi pada akhir periode yang dipilih) atau short (artinya Anda yakin nilainya akan turun). Sederhananya, long dalam trading berarti Anda akan menghasilkan keuntungan saat harga naik, sedangkan short berarti Anda akan menghasilkan keuntungan saat harga turun.
Ketiga, ketika Anda telah membuka posisi long, misalnya saja $ 1.500,50 pada Bitcoin, dengan harapan nilainya akan meningkat. Ketika pergerakan harga menunjukkan peningkatan, misalnya $1.520,50, maka Anda akan mendapatkan keuntungan ketika menutup posisi. Keuntungan tersebut adalah selisihnya, yakni $ 20. Begitu pula sebaliknya, Anda akan kehilangan posisi jika nilai aset menurun dan harus membayar broker.
Singkat cerita, keuntungan saat menutup posisi long diambil ketika pergerakan harga melebihi posisi buka dan meningkat melebihi spread.
Tunggu, apa itu spread? Spread merupakan perbedaan antara harga beli dan jual pada suatu aset saat Anda membuka posisi. Sebagai contoh, ketika posisi buka Bitcoin menunjukkan $ 1500,50, harga pasar yang aktual biasanya lebih kecil dari harga CFD, misalnya saja $ 1500,40. Nominal $ 0,10 tersebut ialah spread yang dibagi kepada broker sebagai jasa menjadi perantara CFD.
Apa Itu Leverage dalam CFD Trading?
Seperti disebutkan di atas, bertransaksi dengan CFD memungkinkan Anda melipatgandakan keuntungan. Hal itu bisa dilakukan karena CFD menawarkan fitur leverage. Jadi, apa itu leverage?
Leverage adalah fasilitas berupa daya ungkit yang diberikan broker kepada trader untuk meningkatkan posisi return dari sebuah investasi. Dengan fitur ini, seorang trader tidak perlu menyetorkan dana sama persis dengan harga aset yang diperdagangkan untuk dapat bertransaksi.
Oleh karena itu, leverage cocok bagi mereka yang memiliki modal kecil karena fasilitas ini merupakan talangan untuk bisa memulai trading. Selain itu, leverage juga pilihan tepat bagi mereka yang mencari produk dengan Return of Investment (ROI) yang tinggi.
Lebih lanjut, ketika Anda hendak memulai trading dan memilih-milih broker, Anda pasti akan melihat banyak nominal leverage yang ditawarkan. Misalnya, leverage 1:10, porofolio value $10.000, dan ROI 100%.
Untuk lebih memahaminya, simak contoh berikut: ketika ikut trading untuk portofolio value $10.000, Anda menggunakan leverage 1:10. Dengan begitu, Anda hanya butuh menyetorkan margin (jaminan) sebesar 10%, alias hanya harus menyediakan $ 1.000.
Ketika portofolio Anda bergerak sesuai keinginan Anda dan meningkat menjadi $ 11.000, Anda akan mendapatkan $ 1.000 hanya dengan pengeluaran $ 1.000, atau ROI 100%.
Sebaliknya, dengan skenario yang sama, bila Anda tidak memanfaatkan leverage, Anda harus menyetor $ 10.000 di muka dan dengan keuntungan yang sama, yakni $ 1.000, atau ROI 10%.
Menarik bukan? Yang perlu dicatat, leverage bisa menjadi pedang bermata dua. Sebab, dalam investasi yang tidak menguntungkan, trader justru akan mendapatkan kerugian yang lebih besar. Pada intinya, leverage dapat memaksimalkan keuntungan sekaligus kerugian.
Apa Itu Margin dalam CFDs?
Dalam penjelasan sebelumnya, margin sempat disinggung sebagai persentase yang harus dibayarkan trader kepada broker untuk menggunakan fasilitas leverage. Jadi sebenarnya apa itu margin dalam CFDs?
Pada dasarnya, margin adalah jaminan dari pinjaman kepada broker ketika trader memanfaatkan fasilitas leverage. Ketika Anda butuh $ 10.000 untuk bisa ikut trading sedangkan modal awal Anda hanya $ 1.000, maka Anda bisa menggunakan leverage 1:10. Dengan kata lain, modal awal $ 1.000 jaminan atas leverage Anda, alias margin rate-nya sebesar 10%.
Terkait hubungannya dengan leverage, maka dapat dibuat rumus: semakin besar leverage, maka semakin kecil margin-nya. Bisa juga diartikan: semakin besar pinjamannya, semakin kecil pula jaminannya.
Penggunaan modal yang lebih kecil dalam CFDs memang lazim terjadi karena CFDs trading tidak melibatkan aset secara fisik, melainkan kontrak dari nilainya. Maka dari itu, ketika membuka posisi, trader cukup menyediakan uang yang diperlukan sebagai jaminan saja. Jaminan inilah yang disebut margin.
Baca Juga: Margin Trading:Tingkatkan Potensi Keuntungan Anda(Panduan Mulai Cepat)
4. Apa Saja Biaya dalam CFD Trading?
Anda pasti bertanya-tanya, dengan begitu banyaknya kemudahan dan fasilitas yang diberikan, apakah bagi hasil ketika menggunakan CFDs juga besar?
Jawabannya adalah tergantung kebijakan broker. Banyak sekali faktor yang menentukan apakah broker membebankan komisi, biaya layanan, dan biaya lainnya. Untuk mempermudahnya, berikut beberapa komponen biaya dalam CFDs trading:
- Komisi
Komisi adalah imbalan yang diberikan kepada pihak yang memberikan suatu jasa. Dalam hal ini, bisa saja broker menarik komisi dari setiap transaksi. Misalnya minimum komisi setiap transaksi $ 100.000 adalah $ 20, atau mungkin maksimal 0.10 per transaksi.
- Spread
Seperti disinggung di atas, spread adalah selisih antara harga jual dan nilai beli. Besar kecilnya spread ditentukan tingkat volatilitas pasar yang sedang berlangsung.
Harga pasar yang sedang berlangsung pun kemungkinan bukan harga aktual, tapi harga yang sudah disesuaikan dengan spread. Broker biasanya secara terbuka akan menginformasikan besaran spread-nya, misalnya 0.05%. Namun, bisa juga broker mengaturnya dengan menyesuaikan kondisi pasar.
- Bunga long position
CFDs trading umumnya berlangsung selama 24 jam setiap hari Senin sampai Jumat. Bagi trader yang membuka posisi jangka panjang (long position) alias tidak menutupnya (overnight) pada hari Sabtu dan Minggu, bisa saja broker mengenakan tagihan bunga. Istilah lain untuk tagihan seperti ini adalah swap atau overnight fee.
- Tagihan lainnya
Beberapa broker mungkin akan mengenakan biaya tambahan, seperti tagihan untuk langganan bulanan, biaya untuk jenis akun tertentu, atau juga biaya untuk fitur-fitur khusus, seperti pelatihan, materi ajar, dan lainnya.
Pada intinya, biaya-biaya dalam CFDs tergantung dari kebijakan broker. Bukan tidak mungkin besaran komisi dan spread bisa dinegosiasikan. Bahkan, tidak jarang pula broker yang hanya membebankan pada spread saja.
Untuk itu, jelilah dalam memilih broker. Yang perlu diingat, tidak ada yang gratis di dunia ini. Ada harga ada rupa. Fasilitas yang bagus sangat mungkin akan diikuti biaya yang lebih besar. Begitu pula sebaliknya.
5. Metode Perdagangan CFD
CFDs memiliki dua metode dalam bertransaksi, yakni menggunakan long dan short. Keduanya mengacu pada cara kerja CFDs dalam mencari keuntungan, yakni bisa dengan memprediksi kenaikan dan penurunan harga. Berikut uraian lengkapnya.
- Posisi Long (Beli)
Posisi long atau beli adalah pilihan ketika seorang trader membeli sebuah nilai harga dengan harapan akan menjualnya saat harga lebih tinggi di masa depan.
Ketika seorang trader membuka pada posisi long, maka dia telah membeli aset dan menunggu untuk menjualnya ketika harga naik. Dengan kata lain, posisi long adalah posisi yang memungkinkan Anda akan mendapat untung jika harganya naik.
Adapun, istilah long bisa saja diganti dengan buy. Begitu pula dalam platform CFD trading, bisa saja satu broker menggunakan istilah long, lalu broker lainnya menggunakan istilah buy.
- Posisi Short (Jual)
Posisi short atau jual adalah pilihan ketika seorang trader memulai trading dengan menjual sebuah nilai harga terlebih dulu dan berharap harganya akan turun dan membelinya kembali dengan harga yang lebih rendah di masa depan.
Ketika seorang trader membuka pada posisi short, maka dia telah menjual aset dan menunggu untuk membelinya kembali ketika harga turun. Dengan kata lain, posisi short adalah posisi yang memungkinkan Anda mendapat untung ketika harganya turun.
Seperti long, istilah ini juga dipakai bergantian dengan sell. Satu broker mungkin akan memakai short, broker lainnya mungkin memakai buy.
Untuk lebih mempertegas lagi, kedua istilah akan jauh lebih mudah ketika Anda membuka platform CFDs trading. Dengan simulasi pergerakan grafik yang naik turun, Anda akan lebih paham kapan waktu menekan perintah long atau short.
6. Contoh Trading CFD
Setelah memahami apa itu CFD trading, Anda tentu ingat CFD trading tidak menggunakan aset fisik dalam transaksinya. Sebagai ganti, trader akan mendapatkan eksposur besar pada pasar keuangan dengan berbagai macam aset. Kali ini, kita akan membahas contoh trading CFD, yaitu menggunakan Bitcoin.
Trading Bitcoin bisa jadi salah satu solusi bagi para pencinta mata uang kripto namun kesulitan dalam memilikinya. Sebab, selain harganya yang mahal, membeli Bitcoin konvensional membutuhkan penyiapan pengamanan tersendiri, seperti dompet mata uang kripto terenkripsi, hingga mengunduh pendukung lainnya. Dengan trading CFD Bitcoin, Anda bisa transaksi jual beli tanpa harus memilikinya, sehingga tidak butuh tambahan treatment.
Keuntungan lainnya, ketika trading Bitcoin konvensional, Anda harus mendaftar untuk bertukar atau membeli Bitcoin dengan mark-up dari harga pasar. Sedangkan dengan Trading CFD, Anda dapat membeli atau menjual sesuai harga pasar dan mendapatkan lebih banyak keuntungan dari perubahan harga, baik saat naik maupun turun.
Misalkan Anda memutuskan untuk membeli kontrak Bitcoin 0,1 lot dengan harga tertentu, dan harga Bitcoin saat ini adalah $ 58.700. Mengabaikan komisi dan spread, Anda harus membayar $ 5870. Harga tersebut memang sudah sangat mahal dan tidak semua orang mampu membelinya.
Tetapi, jika Anda CFD trading dengan rasio margin 1:10 dan bertransaksi untuk nilai Bitcoin yang sama, maka Anda hanya perlu menyetor $ 58.700 x 5% = $ 587 sebagai margin.
Kemudian, misalkan Anda memutuskan untuk menjual ketika Bitcoin naik ke $ 59.300, maka Anda akan mendapatkan untung $ 600.
Laba atas investasi Bitcoin konvensionl Anda: $ 600 / $ 58,70 x 100% = 10,22%. Meskipun ini adalah pengembalian yang bagus, itu tidak terlalu mengesankan.
Mari kita bandingkan dengan perdagangan CFD, perbedaannya terlihat jelas.
Margin yang dibutuhkan adalah $ 587, dan laba atas investasi = $ 600 / $ 587 * 100% = 102,21%!
Dengan CFD, Anda menggunakan lebih sedikit dana untuk mendapatkan keuntungan yang sama, dan laba atas investasi mencapai 100%, tetapi harap diingat bahwa risikonya juga relatif besar.
7. Kelebihan CFD Trading
Sampai di sini, Anda tentu sudah lebih tahu apa itu CFD trading. Untuk kembali memperjelas, berikut beberapa keuntungan dasar dari CFD trading.
- Likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan penerbit aset dalam memenuhi kewajiban jangka pendek (membayar atau mencairkan uang). Dalam hal ini, CFD mengambil langsung harga di pasar keuangan. Itu berarti, CFD menyediakan akses likuiditas terhadap aset yang mendasarinya. Untuk itu, trader tidak perlu khawatir semua transaksinya macet, seperti ketika memiliki aset fisik yang harus menemukan pembeli.
- Leverage dan Margin
Tak dapat dimungkiri, leverage dan margin adalah keuntungan tersendiri bagi para trader. Meski memiliki risiko yang tinggi, perlu disadari bahwa meminjam untuk investasi merupakan strategi membuat something from nothing paling realistis, setidaknya bila dilakukan dengan benar. Fasilitas ini juga merupakan cara paling efektif mendapatkan imbal balik dan eksposur pasar yang jauh lebih besar.
- Keuntungan dari Jual dan Beli
Bisa dibilang, ini adalah keuntungan utama CFDs trading. Instrumen ini memungkinkan trader mendapatkan keuntungan ketika memprediksi harga naik ataupun turun. Menjual sama mudahnya dengan membeli. Operasinya pun identik, sehingga lebih simpel dan tidak membutuhkan banyak pengaturan.
- Satu Platform, Banyak Eksposur
Berbeda dengan trading atau investasi konvensional yang mengharuskan investor bertransaksi dengan jasa sekuritas atau broker yang berfokus pada aset tersendiri, CFD memungkin investor menjangkau semua aset. Tidak hanya itu, aset yang diperdagangkan bukan cuma lokal, tapi juga internasional. Bertransaksi komoditas seperti minyak atau logam sebelumnya tidak semudah ini. Tentu ini sangat menguntungkan untuk diversifikasi investasi.
- Biaya Transaksi Murah
Setiap broker memang memiliki kebijakan tersendiri dalam menentukan biaya. Namun, umumnya broker saat ini bersaing dalam hal fitur yang dibagi dalam tipe akun. Di luar semua itu, sangat mudah menemukan broker yang menawarkan platform dengan spread rendah dan bebas komisi.
8. Kekurangan CFD Trading
Selain risikonya yang tinggi, CFD trading tentu memiliki kekurangan. Calon investor cerdas tentu harus memahami kekurangan suatu instrumen sebagai konsekuensi yang tak terhindarkan, asal nyata-nyata tidak merugikan. Berikut ulasan lengkap tentang kekurangan CFDs trading.
- Risiko Tinggi
Ketika trader menemukan prediksinya bergerak berlawanan, bukan tidak mungkin dia akan kehilangan margin atau jaminan awalnya. Bahkan, bukan tidak mungkin trader akan diminta untuk menambah lagi depositnya ketika mengalami margin call. Selain itu, posisi short sangat berbahaya karena investor dimungkinkan untuk menerima kerugian tanpa batas.
- Leverage Jadi Pedang Bermata Dua
Seperti beberapa kali dijelaskan, leverage dan margin memungkinkan trader memaksimalkan keuntungan maupun kerugian. Untuk itu, memang perlu manajemen risiko dan sumber uang yang bisa dipertanggungjawabkan.
- Level Leverage Tidak Fleksibel
Broker menyediakan tingkat leverage CFDs untuk masing-masing jenis aset. Artinya, trader harus menerima tingkatan leverage yang diatur dan memikirkan kembali strategi dan manajemen risiko setiap level.
- Hanya Berlaku untuk Satu Broker
Mengingat CFDs adalah derivatif over-the-counter, trader tidak memiliki aset yang mendasari secara fisik. Akibatnya, trader hanya bisa bertransaksi di broker tempat membuka posisi. Trader tidak bisa mentransfer posisi pada broker yang berbeda, atau pialang saham konvensional.
9. Di Mana Saya Bisa Memulai CFD Trading?
Perlu diketahui, Anda hanya bisa menggunakan CFD trading melalui jasa broker. Untuk memulai CFD, maka Anda perlu mencari broker yang tepat.
Saat ini, ada banyak sekali broker yang menyediakan CFD trading, baik lokal maupun internasional. Untuk itu, pilihlah trader terbaik dengan mempertimbangkan keamanan, kredibilitas, dan yang memiliki fitur menguntungkan.
Beberapa broker tersebut, misalnya FBS, Etoro, dan Mitrade. Untuk CFD trading dengan pengalaman terbaik, kami merekomendasikan broker asal Melbourne, Australia, yaitu Mitrade.
Mitrade menawarkan transaksi transparan dengan komisi nol, spread rendah, alat manajemen risiko, layanan konsumen 24 jam, dan materi ajar mandiri. Itu adalah banyak alasan selain transparansi dan keamanan Mitrade yang sudah teregulasi lembaga pengatur yang kredibel, yaitu ASIC dan CIMA.
Keunggulan Mitrade lainnya adalah adanya fitur berlatih trading secara mandiri menggunakan akun demo. Di sini, trader yang masih pemula akan dibekali uang virtual sebesar $ 50.000 untuk berlatih mengoperasikan perintah sekaligus menerapkan strategi dan manajemen risiko selama 90 hari.
Setelah berlatih dan percaya diri untuk mulai transaksi sungguhan, Anda pun tidak perlu pusing karena Mitrade menawarkan minimal deposit terjangkau, yakni $50. Dengan jumlah sebesar itu, Anda sudah bisa mendapatkan eksposur kepada 60 lebih perdagangan pasangan mata uang, 11 lebih indeks saham internasional, 9 jenis komoditas, 30 saham populer di AS, hingga 5 mata uang kripto dengan volume perdagangan terbesar di dunia.
Untuk memulainya, Anda tinggal membuat akun Mitrade melalui website atau aplikasi yang tersedia gratis di Appstore dan Playstore. Setelah membuka akun dengan mengisikan informasi pribadi, depositokan modal awal. Sampai di sini, maka Anda sudah bisa menjalankan transaksi long dan short.
Baca Juga: Review Mitrade: Apakah Mitrade Scam atau Broker Forex Resmi (2021)
10. Tips untuk CFD Trading
Setelah memahami apa itu CFD trading, contoh aset yang diperdagangkan, hingga bagaimana memulainya, kini Anda sudah bisa melakukan perdagangan CFD. Namun, sebelum memulai, pelajari dulu tips CFD trading agar transaksi Anda sukses. Berikut uraiannya.
Kenali Diri dan Apa yang Diinginkan
Setiap trader memiliki sifat dan karakter yang berbeda-beda, termasuk toleransi risiko, keinginan, hingga stamina. Untuk itu, gunakanlah akun demo yang ditawarkan broker dengan sebaik mungkin untuk mengenali dulu profil risiko. Lalu, kenali apa yang diinginkan dengan mengevaluasi apa yang Anda cari beserta pilihan-pilihan yang ada. Anda bisa dikatakan lulus dari proses latihan ini ketika bisa bertransaksi secara logis.
Menyusun Strategi
Setelah mengenali diri sendiri, kini saatnya menyusun rencana dan mewujudkannya dengan strategi yang jelas. Pada dasarnya, strategi menghindarkan Anda dari ketidaksabaran dan sikap impulsif. Strategi akan membuat Anda tahu kapan sebaiknya membuka dan menutup posisi sesuai rencana yang dibuat. Dengan strategi, Anda juga akan memiliki kendali atas apa dan ke mana trading ini akan berjalan.
Pengetahuan adalah Kekuatan
Seperti diketahui, CFD menyediakan banyak sekali pilihan aset dan keuntungan dengan memprediksi kenaikan dan penurunan harga. Nah, kemampuan memprediksi inilah yang memerlukan asupan ilmu terus menerus. Mulailah dengan mempelajari aset keuangan favorit Anda sehingga lebih nyaman dalam mempelajarinya. Analisislah apakah aset tersebut membentuk pola yang sering terjadi, atau adakah faktor musiman yang turut berpengaruh? Belajarlah dengan nyaman dan sungguh.
Diversifikasikan Risiko
Mengikuti tips “jangan taruh semua telurmu di satu keranjang”, jangan sungkan untuk menganekaragamkan aset keuangan. Terlebih, broker biasanya menawarkan 100 lebih aset. Anda bisa mencobanya dengan tidak membuka posisi di sektor yang sama, misalnya logam (emas, perak, dan lainnya), energi (minyak mentah, batu bara, gas alam), hingga pertanian (jagung, gandum, hingga kedelai).
Ketahui Batas
Bila akhirnya kerugian datang menghampiri, tidak perlu panik. Kerugian cepat atau lambat pasti datang, untuk itu belajarlah menghentikan kerugian. Anda juga bisa memanfaatkan fitur stop loss yang ditawarkan broker. Selain itu, hindari membayar kerugian dengan mendepositokan lebih banyak uang dengan harapan uang kembali lebih cepat. Lebih baik, bangunlah trading yang sehat atau berkesinambungan, sehingga aktivitas trading tidak terhenti. Seiring waktu, Anda akan membayar kerugian dengan keuntungan yang ada.
Kesimpulan
CFD adalah instrumen keuangan yang sangat menjanjikan, baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek. Namun, tingginya risiko perlu dicermati dengan serius karena CFD bisa memaksimalkan keuntungan sekaligus kerugian. Buatlah rencana dan strategi, menggunakan fitur seperti leverage berarti Anda harus lebih waspada pada potensi kerugian. Untuk menjadi trader yang sukses, kenali diri dan susunlah rencana yang tepat.