Investasi jangka pendek bisa dipahami sebagai aktivitas menyimpan suatu produk keuangan untuk memenuhi tujuan jangka pendek, seperti memenuhi kebutuhan bulanan, renovasi rumah, keperluan darurat, bahkan hingga mendapatkan keuntungan dalam waktu tingkat. Meski tenornya singkat, bukan berarti tidak ada cuan. Beberapa instrumen investasi jangka pendek juga ada yang menghasilkan keuntungan besar dengan waktu yang sangat cepat.
Bila Anda memiliki tujuan berinvestasi jangka pendek atau sekadar ingin mencobanya, berikut penjelasan lebih dalam, termasuk produk investasi apa saja yang paling menguntungkan.
Apa Itu Investasi Jangka Pendek?
Pendek kata, investasi jangka pendek adalah aktivitas menyimpan aset dalam waktu singkat. Jangka waktu yang digunakan bisa sampai kurang dari 1 tahun karena biasanya investor menginginkan pencairan dana dan pendapatan keuntungan yang cepat.
Seperti investasi pada umumnya, investasi jangka pendek bisa dilakukan dengan membeli surat berharga, seperti reksa dana, saham, obligasi, sertifikat deposito. Dalam kurun waktu yang telah ditentukan, investor bisa mendapatkan bunga atau mendapatkan capital gain ketika menjualnya.
Selain itu, investor juga bisa memanfaatkan modal ventura atau pembiayaan berupa penyertaan modal kepada sebuah perusahaan dalam waktu tertentu. Payback-nya juga bisa didapat kurang dari 1 tahun dan investor bisa memulihkan modal, mengedarkan arus kas, dan mendapatkan keuntungan dengan cepat.
Selain membeli produk keuangan dan model pembiayaan, ada pula investasi trading produk keuangan hingga mata uang kripto yang bahkan bisa dilakukan dalam hitungan menit.
Baca Juga: Apa itu Investasi? Pengertian Investasi dan Tips investasi 2021
6 Investasi Jangka Pendek Paling Efektif dan Mengungtungkan pada 2021
Bila Anda menginginkan investasi jangka pendek yang menawarkan keuntungan dengan cepat, berikut beberapa rekomendasi dari kami.
1) Deposito
Deposito adalah produk simpanan yang diterbitkan oleh perbankan. Berbentuk simpanan, nasabah bisa mendapatkan bunga yang lebih tinggi dari tabungan biasa. Syaratnya, nasabah tidak boleh mengambil uangnya dalam kurun waktu yang telah disepakati.
Pihak perbankan pada umumnya menawarkan tenor mulai dari tiga bulan, enam bulan, hingga tiga tahun. Besaran bunga pun akan mengikuti tenor yang diambil meski biasanya suku bunga deposito masih di bawah tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate). Kemudian, nasabah bisa mencairkan uangnya setelah jatuh tempo.
Deposito banyak digemari masyarakat karena bunganya jauh lebih tinggi dari tabungan biasa dan risikonya tergolong sangat kecil. Sebagai produk yang dikeluarkan langsung oleh bank dan dijamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), risiko gagal bayar simpanan pada deposito sangatlah minim.
Selain itu, nasabah dapat memilih menempatkan deposito dalam bentuk rupiah maupun valuta asing dan syariah. Tentu saja, pilihan penempatan deposito akan memiliki tingkat risiko dan tingkat pengembalian modal (return) yang berbeda-beda.
Satu hal yang perlu dicatat adalah minimal modal yang dapat didepositokan cukup besar. Sebagai contoh, bank-bank ternama, seperti BRI, BNI, dan Mandiri menawarkan penempatan deposito dengan minimal Rp10 juta. Selain itu, pajak deposito juga cukup tinggi, yaitu 20%.
- Jangka waktu: Seseorang dapat berinvestasi pada deposito dengan jangka waktu 1 bulan, 2 dulan, 3 bulan, hingga 36 bulan
- Potensi pengembalian: 1,13% hingga 4,88% tergantung pada dana dan tenor.
- Risiko: Risiko rendah
- Likuiditas: Cukup cair
2) Obligasi
Obligasi atau juga disebut surat utang adalah sebuah surat berharga yang diterbitkan pemerintah atau korporasi dalam jangka waktu tertentu kepada pemodal.
Sebagai ilustrasi, orang yang menginvestasikan modalnya kepada pemerintah akan mendapatkan surat tanda bukti bahwa pemerintah telah berutang kepada pembeli obligasi.
Obligasi lebih mirip deposito karena sifatnya seperti pinjaman. Pembeli obligasi adalah kreditur, sedangkan penerbit adalah debitur. Oleh karenanya, pembeli obligasi tidak memiliki hak kepemilikan seperti layaknya saham.
Tenor atau jatuh tempo obligasi berkisar antara satu sampai tiga tahun. Return dari obligasi berupa kupon yang nominalnya tergantung jangka waktu obligasi. Selain itu, obligasi juga dapat menghasilkan capital gain ketika diperdagangkan. Sebagai contoh, harga awal obligasi adalah 100%, ketika hendak dijual harganya naik hingga menjadi 110%. Maka, ketika obligasi dijual di pasar sekunder investor mendapat keuntungan 10%.
Bisa dibilang, obligasi lebih cuan daripada deposito. Sebab, kupon/bunga bisa mencapai 6%, hampir 2 % di atas deposito. Sebagai contoh, kupon ORI016 ditetapkan sebagai fixed sebesar 6,8 persen per tahun. Kemudian, kupon ORI018 sebesar 5,7 persen per tahun. Bahkan, untuk obligasi yang diterbitkan korporasi dengan tenor tiga tahun dan rating BBB bisa mencapai 13%.
Obligasi juga tergolong aman karena diatur Undang-Undang, terlebih bila penerbitnya negara sehingga risiko gagal bayarnya hampir mustahil.
Obligasi memiliki banyak macam, tergantung jenis pengelompokkannya. Salah satunya, obligasi terbagi berdasarkan nominalnya, yaitu konvensional dan ritel. Obligasi konvensional adalah yang memiliki nominal besar, yaitu sekitar Rp1 miliar. Sedangkan obligasi ritel ditawarkan dalam nominal yang kecil, yaitu dalam kisaran Rp1 juta.
- Jangka waktu: beberapa jenis obligasi bisanya memiliki jangka waktu 1-5 tahun
- Potensi pengembalian: 4,12% hingga 13% tergantung pada jenis obligasi, besar modal, dan tenor.
- Risiko: Rendah
- Likuiditas: Cukup cair
3) Reksa Dana
Investasi jangka pendek berikut ini sangat populer dalam beberapa tahun terakhir. Reksa dana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal yang bisa dimanfaatkan investor pemula agar dananya dapat diinvestasikan dengan lebih terukur.
Reksa dana dirancang agar investor bisa berinvestasi pada instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar modal dengan cara membeli unit penyertaan reksa dana yang diwakilkan kepada manajer investasi.
Sederhananya, reksa dana adalah aktivitas menitipkan modal kepada manajer investasi agar dibelikan produk investasi karena pemodal memiliki keterbatasan waktu atau keahilan dalam menghitung risiko dalam berinvestasi.
Reksa dana terbagi dalam empat jenis berdasarkan tingkat risikonya, yaitu pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham. Pada reksa dana pasar uang, misalnya, produk yang dibelikan seperti deposito, obligasi, atau surat berharaga lainnya yang risikonya minim. Rata-rata, return-nya ada di kisaran 5-6% per tahun.
Tenor reksa dana sangat fleksibel, bisa singkat dan lama. Untuk reksa dana pasar uang, tenornya sangat pendek karena biasanya kurang dari satu tahun. Untuk itu, tingkat risikonya juga kecil begitu pula return-nya. Namun, pada reksa dana saham yang tenornya dianjurkan lebih dari lima tahun, risikonya jauh lebih tinggi begitu pula return-nya yang bisa 16%.
- Jangka waktu: fleksibel, bisa bulanan hingga puluhan tahun
- Potensi pengembalian: 4,12% hingga 13% tergantung pada jenis obligasi, besar modal, dan tenor
- Risiko: rendah
- Likuiditas: Cukup cair
4) P2P Lending Tenor Pendek
Peer to peer (P2P) lending adalah penyelenggaraan layanan jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi pinjaman dengan penerima pinjaman berbasis teknologi informasi. Dalam hal ini, pemberi pinjaman akan mengakses fintech lending atau platform P2P yang mempertemukan pihak yang membutuhkan pendanaan.
Seperti menggunakan aplikasi belajana online, kreditur akan mencari debitur yang mencari pembiayaan, lengkap dengan nominal, tenor, hingga tingkat keamanan. Singkat kata, P2P adalah platform pinjam-meminjam secara online.
Keuntungan P2P adalah kreditur bisa mendapatkan return menarik dalam waktu singkat. Sebab, imbal balik P2P tergolong tinggi, yakni 15% hingga 25% per tahun. Investor juga dapat memilih tenor secara fleksbiel antara 3 bulan, 6 bulan, 1 tahun, hingga 2 tahun.
Biasanya, platform ini digunakan oleh pebisnis atau UMKM yang membutuhkan modal, termasuk dalam jangka waktu yang singkat. Meski bergantung kepada keberhasilan usaha atau kesehatan finansial debitur, P2P turut menyediakan data yang lengkap terkait debitur, sehingga kreditur dapat menyesuaikan profil risikonya.
Platform ini memang menghilangkan sifat mediasi dari sebuah bank. Meski begitu, keamanannya tidak perlu diragukan karena sudah diatur Otoritas Jasa Keuangan (OJK). OJK sendiri mewajibkan transparansi profil debitur di fintech lending agar calon investor dapat menilai apakah seorang debitur pembayarannya lancar atau sering macet.
Walau demikian, tak menutup kemungkinan ada risiko gagal bayar atau non-performing loan (NPL). Kabar baiknya, investor bisa menggunakan program proteksi asuransi, sehingga bila terjadi gagal bayar, fintech lending akan membayar pokok pinjaman hingga 90%.
- Jangka waktu: fleksibel, bisa mulai dari 3 bulan, 6 bulan hingga 1tahun
- Potensi pengembalian: 15% hingga 25%
- Risiko: tinggi
- Likuiditas: tergantung profil debitur
5) Forex Trading
Forex atau foreign exchange adalah kegiatan menukarkan atau transaksi mata uang asing/valuta asing (valas). Pada prinsipnya, forex trading adalah kegiatan jual beli valas sebagai hasil dari kebutuhan penggunaan valas, seperti pembayaran utang, ekspor dan impor, perjalanan luar negeri, dan sebagainya.
Aktivitas memperjualbelikan (trading) forex belakangan ini juga sedang naik pamor, salah satunya karena likuiditasnya. Ini dibuktikan dari volume transaksinya yang jauh lebih tinggi ketimbang saham.
Oleh karenanya, forex trading juga bisa menjadi sarana untuk mendatangkan cuan dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat. Hal yang sama juga berlaku untuk risikonya.
Menariknya, forex trading berjalan 24 jam nonstop, sehingga trader bisa mengatur waktu secara maksimal. Ini penting karena trader memerlukan kecermatan, kemampuan analisis, dan kedisiplininan bila ingin meraih keuntungan dalam forex trading.
Prinsip perdagangannya juga sederhana. Trader tinggal membeli pasangan mata uang saat nilainya rendah, kemudian menjualnya kembali saat nilainya tinggi. Ini mirip dengan trading saham, hanya saja objeknya cuma forex. Ini berbeda dengan saham yang membuat trader perlu mempelajari banyak perusahaan sebelum membeli saham.
Karena prinsipnya jual beli, maka keuntungannya tergantung dinamika pasar. Menariknya lagi, trader bisa mendapatkan keuntungan berkali-kali lipat dengan modal kecil dan dalam waktu singkat ketika memanfaatkan fitur leverage. Leverage adalah pinjaman yang diberikan broker untuk membantu trader sehingga dapat trading di volume tinggi.
Sebagai contoh, Jika Anda memiliki dana $10 dan menggunakan leverage 1:200 maka uang Anda yang senilai $10 memiliki kekuatan 200 kali lipatnya atau setara $20.000. Ini berguna ketika Anda bertransaksi pada lot tertentu, misalnya lot standar dengan unit 100.000, sehingga Anda tidak perlu menyediakan uang sebanyak itu, alias hanya beberapa persennya saja sesuai leverage yang dipakai.
- Jangka waktu: fleksibel, bisa per detik, menit, jam, hingga hari
- Potensi pengembalian: bisa mencapai 10% per bulan (theballance.com)
- Risiko: tinggi
- Likuiditas: tinggi
Baca Juga: Belajar Trading Forex dari Zero (Panduan Pemula 2021)
6) Aset Kripto
Cryptocurrency atau mata uang kripto adalah aset digital yang dibuat sedemikian rupa sehingga memiliki nilai. Salah satu contoh aset kripto yang terkenal adalah Bitcoin. Meski belum bisa dipakai sebagai alat tukar di Indonesia dan berbagai negara, aset ini sudah direstui Bappebti sebagai instrumen investasi yang sah.
Aset ini mulai digemari banyak orang karena harganya yang cenderung meningkat dratis. Sejak diciptakan pada 2019 silam, harga Bitcoin awalnya sekitar Rp45.000-Rp60.000. Kini, nilainya sudah mencapai Rp570 juta, bahkan pernah mencapai sekitar Rp 939,6 juta (kurs Rp 14.500).
Pada umumnya, volatilitas mata uang kripto tergolong tinggi. Akibatnya, harga naik turunnya jadi tidak jelas. Lantas, apakah aset ini cocok untuk investasi jangka pendek? Tentu saja iya.
Investasi jangka pendek bisa sangat cocok dengan aset kripto karena biasanya besaran profit sudah ditargetkan trader. Untuk itu, investasi dalam hitungan jam, hari, atau minggu bisa dilakukan sesuai kebutuhan profit yang diinginkan.
Selain keuntungan finansialnya, mata uang kripto juga bisa dianggap sebagai mata uang masa depan dengan berbagai fiturnya, seperti aman, transparan karena tidak diawasi bank, hingga biayanya murah.
- Jangka waktu: fleksibel, bisa per detik, menit, jam, hingga hari
- Potensi pengembalian: tergantung pasar
- Risiko: tinggi
- Likuiditas: tinggi
Baca Juga: 9 Cara Mendapatkan Bitcoin Gratis dengan Cepat dan Mudah, Siapa Pun Bisa!
Tujuan Investasi Jangka Pendek
Seperti disinggung di atas, tujuan utama investasi jangka pendek adalah menyimpan aset untuk mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat. Salah satu alasan utamanya karena investor membutuhkan pencairan dana yang cepat agar uangnya bisa segera digunakan.
Investasi biasanya akan menarget kebutuhan-kebutuhan yang mendesak atau perlu tambahan dana dalam waktu cepat, misalnya dana pendidikan, renovasi rumah, kesehatan, hingga dana liburan atau membeli barang impian.
Tak hanya itu, bagi seorang pengusaha, investasi jangka pendek bisa sangat menguntungkan bila memiliki cash flow yang tidak segera digunakan. Ketimbang uang menganggur di bank, akan lebih baik jika dibelikan produk investasi agar nilainya bertambah.
Pada intinya, investasi jangka pendek adalah investasi yang bisa dan mudah dicairkan sesuai keinginan atau bila waktunya tepat. Sebagai contoh, bila Anda memerlukan sejumlah uang dalam 6 bulan mendatang, Anda bisa mendepositokan uang Anda saat ini agar ketika sudah 6 bulan nanti nilainya bertambah.
Kelebihan dan Kekurangan Investasi Jangka Pendek
Salah satu tujuan investasi jangka pendek adalah mendapatkan keuntungan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Ada produk yang risikonya sangat rendah, ada pula yang sangat tinggi. Untuk lebih jelasnya, berikut kelebihan dan kekurangan investasi jangka pendek.
Kelebihan
Investasi jangka pendek menawarkan stabilitas. Investor akan dapat dengan mudah menyetor/menarik modalnya karena pasarnya sangat likuid dan perputarannya cepat. Selain itu, investor bisa memanfaatkan uang diam/dingin dalam kurun waktu tertentu.
Investasi jangka pendek sering kali lebih fleksibel dalam mengumpulkan modal. Akibatnya, pemodal akan merasa lebih aman karena uangnya seperti terus “dipegang” bila dibandingkan dengan bentuk investasi jangka panjang.
Keuntungan utama lainnya adalah imbal balik yang cepat. Seperti dijelaskan di atas, banyak instrumen yang menawarkan tenor 3 bulan seperti deposito, atau bahkan hitungan detik ketika memakai forex trading. Selain itu, investasi jangka pendek yang aman bisa dijadikan sarana menyimpan dana darurat sehingga tetap ada pertambahan nilai.
Kekurangan
Salah satu kekurangannya adalah banyak biaya transaksi atau besarnya pajak yang dibayarkan, seperti ketika membeli saham, deposito, obligasi, hingga peer to peer lending. Bahkan, tak jarang imbal baliknya juga sangat kecil, sehingga penggunaan modal investasi jadi tidak efisien.
Bila investasi dilakukan tanpa berpikir panjang, utamanya untuk instrumen berisiko tinggi seperti forex trading dan aset kripto, maka investor bisa-bisa mendapatkan kerugian yang besar dan dalam waktu yang sangat cepat.
Investasi jangka pendek biasanya hanya cocok bagi investor dengan visi jangka panjang dan pengetahuan yang luas tentang bidang investasi yang diminatinya. Hal ini penting agar investor dapat berpartisipasi secara efektif dalam saluran investasi jangka pendek tersebut.
Trik dan Tips Investasi Jangka Pendek
Seperti disinggung di atas, investasi jangka pendek dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu yang disesuaikan dengan modal dan potensi keuntungannya. Bila Anda tertarik menggunakan investasi jenis ini, berikut beberapa masukan yang bisa Anda terapkan.
1) Pilih instrumen yang Anda pahami
Instrumen adalah tempat Anda menanamkan aset. Oleh karena itu, mutlak bagi investor untuk mengenali tempatnya menitipkan modal. Anda bisa memilihnya berdasarkan profil risiko Anda. Misalnya, ketika Anda yang tergolong berhati-hati atau suka main aman, pilihlah investasi di deposito. Sebaliknya, bila Anda seorang pengambil risiko, Anda bisa memilih forex trading atau aset kripto.
Selain itu, sesuaikan juga dengan kemampuan. Seperti disinggung di atas, instrumen investasi terkadang bisa sangat rumit, terutama bagi pemula. Bila Anda seorang pendatang baru, pilihan bisa jatuh kepada obligasi atau reksa dana.
2) Tentukan Tujuan Investasi
Mengingat ini adalah investasi jangka pendek, maka perlu disusun tujuan terlebih dulu. Tanyakanlah pada diri sendiri, apakah ini untuk keperluan pendidikan, dana liburan, hingga persiapan menikah? Setelah menentukan tujuan investasi dan nilai yang ingin dicapai, pertimbangan memilih instrumen akan lebih mudah dan bisa disesuaikan dengan fakor likuiditas, tenor, hingga risiko.
3) Modal Investasi Harus Jelas
Risiko investasi jangka pendek bisa sangat rendah tapi bisa juga sangt tinggi. Untuk itu, tanyakan pada diri sendiri, apakah modal yang Anda gunakan akan diinvestasikan untuk mencapai kebutuhan dalam waktu dekat? Atau, apakah modal yang digunakan adalah uang dingin sehingga akan lebih baik diinvestasikan agar nilainya bertambah? Bisa jadi, Anda memang hanya ingin mencoba mencari cuan dengan modal kecil dan dalam waktu singkat seperti menggunakan aset kripto? Yang pasti, hanya gunakan uang dingin untuk berinvestasi.
4) Diversivikasikan Investasi
Ingat kredo “jangan letakkan telur di satu keranjang”? Betul. Kredo ini masih berlaku dan memang sebaiknya jangan menaruh modal pada instrument yang sama. Jika tidak, ketika pasar sedang tidak menguntungkan Anda, maka seluruh aset bisa turun nilainya atau raib hilang. Oleh karenanya, taruh modal di berbagai instrumen berbeda agar tidak jatuh bersama-sama.
Kesimpulan
Investasi jangka pendek adalah aktivitas menaruh aset dalam waktu singkat untuk mencapai tujuan tertenu. Investasi ini bisa dimulai dengan modal kecil, bahkan tidak sedikit instrumen yang bisa dimulai dari nominal ratusan ribu rupiah. Walau begitu, investasi ini juga bisa menguntungkan dalam waktu yang singkat, contohnya menggunakan aset kripto dan forex trading.